Yudha Ibnu Abdul Ghani Al-Bughury. Diberdayakan oleh Blogger.
KAIDAH-BID'AH
Ketahuilah bahwa bid'ah dan ahli bid'ah sngat jauh sekali dr mengikuti Nabi Shalallahu alaihi wa sallam krn bberapa sebab yg mendasar sekali yaitu:
Pertama; Bahwa bid'ah dan ahli bid'ah menjadi lawan bagi Sunnah & Ahlus Sunnah
Kedua; Bahwa ahli bid'ah telah menikah dengan bid'ahnya. Oleh karena itu sepanjang hayat kehidupan keagamaannya mereka selalu bersama-sama sebagai sepasang suami-istri kecuali mereka bercerai dg jalan si ahli bid'ah bertaubat kepada Rabbul 'alamin.
Ketiga; Bahwa ahli bid'ah telah mengikuti atau taqlid buta kpd selain Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Maka mereka inilah yg paling berhak mendapat bagian besar dr sabda Nabi yg mulia shalallahu alaihi wa sallam: (...........Pasti kamu akan Tersesat=HSR. Ahmad 4/265-266 dan 3/470-471)
(Lihat kitab: Lau kana khairan hal.180 olh Ust. Abdul Hakim Amir Abdat)
KAIDAH IBLISIYYAH
Mereka yg telah menjadikan bid'ah sebagai agama yg mereka beragama dengannya
Mereka yg telah menjadikan Iblis sebagai Nabi mereka yg mereka mengikuti sunnahnya dg penuh keta'atan
Mereka yg telah menjadikan akal fikiran dan perasaan sebagai kitab suci yg mereka berdalil & ber-hujjah dengannya
Mereka yg telah menjadikan taqlid dan ta'ashub madzhabiyyah sebagai hadits yg mereka meriwayatkannya
Mereka yg telah menjadikan kebiasaan kaum mereka sebagai ijma' yg mereka beragama dengannya
(Lihat kitab: Lau kana khairan hal.72 olh Ust. Abdul Hakim Amir Abdat)
KAIDAH-KEMURNIAN IBADAH
Kaidah Pertama: Engkau harus mengetahui bahwa orang-orang kafir yg diperangi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, mereka MEYAKINI bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang Memberi Manfaat, Yang Memberi Madzarat, Yang Mengatur segala urusan (yakni mereka (kafir) Meyakini Tauhid Rububiyah). Tetapi smuanya itu tidak menyebabkn mereka sbg Muslim, Firman Allah: "Katakanlah: Siapa yang memberi rizki kpdmu dari langit & bumi, atau siapa kuasa(menciptakan) pendengaran & penglihatan , dan siapa yg mengeluarkan yg mati dari yg hidup dan siapa yg mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab:-Allah-.Maka katakanlah; Mengapa kamu tdk bertakwa (kepada-Nya)." (QS. Yunus:31)
Kaidah Kedua: Mereka (musyrikin) berkata: "Kami tdk berdoa kpd mereka (Nabi, orang-orang shalih dll) kecuali agar bisa mendekatkan kpd Allah dan mereka nantinya akan memberi syafa'at. Maksud kami kpd Allah, bukan kpd mereka. Namun hal tsb dilakukan dg cara melalui syafa'at & mendekatkn diri kpd mereka.
Dalil tentang mendekatkn diri yaitu firman Allah: "Dan orang-orang yg mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tdk menyembah mereka melainkn SUPAYA MEREKA MENDEKATKAN KAMI KEPADA ALLAH DENGAN SEDEKAT-DEKATNYA." sesungguhnya Allah akn memutuskan diantara mereka tentang apa yg mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tdk menunjuki orang-orang yg pendusta & sangat ingkar" (QS. Az-Zumar: 3)
Adapun dalil tentang syafa'at yaitu firman Allah: "Dan mereka menyembah selain Allah apa yg tdk dapat mendatangkan kemudharatan kpd mereka dan tdk pula kemanfaatan dan MEREKA BERKATA: MEREKA ITU ADALAH PEMBERI SYAFA'AT KEPADA KAMI DISISI ALLAH. Katakanlah: Apakah kamu mengabarkan kpd Allah apa yg tidak diketahui-Nya di langit & tdk (pula) di bumi" Maha Suci Allah & Maha Tinggi dari apa yg mereka mempersekutukan (itu). (QS. Yunus: 18)
Syafa'at itu ada 2 macam: 1.) Syafa'at Munfiyah (yg ditolak) 2.) Syafa'at Mutsbitah (yg diterima)
1.) Syafaat Munfiyah adl Syafaat yg dicari dari selain Allah. Sebab tdk seorangpun yg berkuasa dan berhak untuk memberikannya kecuali Allah, Allah berfirman: "Hai orang-orang yg beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sbagian dari rezeki yg telah kami berikan kpdmu sblm datang hari yg pada hari itu tdk ada lagi jual-beli dan tdk ada lagi pershahabatan yg akrab & tdk ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yg zhalim. (QS. Al-Baqarah: 254)
2.) Syafaat Mutsbitah adl Syafaat yg dicari dari Allah. Pemberi syafaat itu dimuliakan dg syafaat sdgkn yg dberikan hak untuk memberi syafaat adl orang yg diridhai Allah, baik ucapan maupun perbuatannya stlh memperoleh izin-Nya. Allah berfirman: "Siapakah yg mampu memberi syafa'at disamping Allah tanpa izin-Nya?" (QS. Al-Baqarah: 255)
Kaidah ketiga: Sesungguhnya Nabi shalallahu alaihi wa sallam menerangkan kpd manusia tentang macam-macam sistem peribadatan yg dilakukan olh manusia. Diantara mereka ada yg menyembah matahari & bulan, diantara mereka ada pula yg menyembah orang-orang shaleh, para malaikat, para wali, pepohonan & bebatuan.
Mereka semua diperangi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam , dalilnya firman Allah: (baca Al-Baqarah:193)
Sedangkan dalil Larangan beribadah kpd Matahari dan bulan adl firman Allah: (baca Fushilat:37)
Dan dalil larangan beribadah kpd orang-orang shaleh adl: (baca Al-Ishra:56-57)
Adapun dalil tentang larangan beribadah kpd para malaikat adl: (baca Sabaa':40-42)
Larangan beribadah kpd para Nabi dalilnya: (baca Al-Maidah: 116-118)
Adapun dalil tentang larangan penyembahan thd pepohonan, bebatuan, adl hadits Abi Waqid Al-Laits, dia berkata: "kami keluar brsama Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Menuju Hunain. Kami adl para pemuda yg telah mengenal bentuk-bentuk kesyirikan. Orang-orang musyrik mempunyai tmpat duduk utk beristirahat dan menggantungkan senjata. Tempat itu dkenal sbagai Batu Keramat -Dzatu Anwath- Lalu kami melalui pohon bidara dan (sbagian) kami mengatakan: "Wahai Rasulullah, buatlah bagi kami. Dzatu Anwath seperti yg mereka (musyrikin) miliki. Maka Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersbda: Allahu Akbar, itu adalah assunan (jalan), kamu kamu telah mengatakan -demi Dzat yg menguasai diriku- sbagaimana yg telah dkatakan olh Bani Israil kpd Musa: "Hai Musa buatlah kami sbuah ilah (berhala) sbagaimana mereka mempunyai bbrapa ilah (berhala)". Musa Menjawab: Sesungguhnya kamu ini adl kaum yg bodoh". Sesungguhnya mereka itu akn dihancurkan kepercayaan yg dianutnya dan akan batal apa yg slalu mereka kerjakn. Musa menjawab: "Patutkah aku mencari ilah utk kamu yg selain daripada Allah, padahal Dia-lah yg telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS. Al-A'raf:138-140)
Kaidah keempat: Sesungguhnya kaum musyrik zaman kita lebih parah kesyirikannya dibandingkan musyrikin zaman dahulu, karena musyrikin zaman dahulu, mereka berdoa secara ikhlas kpd Allah ketika mereka ditimpa bahaya akan tetapi mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan senang.
Sedangkan orang-orang musyrik zaman sekarang, mereka terus-menerus melakukan perbuatan syirik, baik dlm bahaya maupun ktika sdang senang hal ini telah diterangkan Allah dalam Qur'an: (baca Al-Ankabut:65-66)
(Sumber: Dasar-dasar Memahami Tauhid oleh Syaikh Muhammad At-Tamimi, ebook: www.perpustakaan-islam.com - Islamic Digital Library)
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf : 87)
Mereka menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". Ibrahim berkata, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS. al-Hijr : 55-56)
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. (QS. al-Ankabut : 23)
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. az-Zumar: 53)
RASULULLAH SHALALLAHU ALAIHI WASSALLAM BERSABDA:
Dari Abû Hurairah ra., ia berkata; sesungguhnya Rasulullah bersabda: Andaikata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, tentu tak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga-Nya. Dan andaikata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang putus harapan dari surga-Nya. (Mutafaq `alaih)
Dari Fadhalah bin Abid, dari Rasulullah saw. ia bersabda: Ada tiga golongan manusia yang tidak akan ditanya di hari kiamat yaitu, Manusia yang mencabut selendang Allah. Sesungguhnya selendang Allah adalah kesombongan dan kainnya adalah al-Izzah (keperkasaan); Manusia yang meragukan perintah Allah; Dan manusia yang putus harapan dari rahmat Allah.(HR. Ahmad, ath-Thabrâni, dan al-Bazzâr. al-Haitsami berkata, "Perawinya terpercaya." al-Bukhâri dalam kitab al-Adab, Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya)
Dari Habah dan Sawa bin Khalid, keduanya berkata; Kami masuk bertemu dengan Rasulullah saw. sedangkan beliau sedang menyelesaikan suatu perkara. Kemudian kami berdua membantunya, maka Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu berdua berputus asa dari rizki selama kepalamu masih bisa bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merah tidak mempunyai baju, kemudian Allah memberikan rizki kepadanya. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya)
Dari Ibnu Abbas, ada seorang lelaki berkata, "Ya Rasulullah saw.! apa dosa besar itu?" Rasulullah saw. bersabda: Dosa besar itu adalah musyrik kepada Allah, putus asa dari karunia Allah, dan putus harapan dari rahmat Allah. (al-Haitsami berkata, "Telah diriwayatkan oleh al-Bazzâr dan ath-Thabrâni para perawinya terpercaya." As-Suyuti dan al-Iraqi menghasankan hadits ini)
0 komentar:
Posting Komentar